Rabu, 28 September 2011

Sejarah musik punk

Sejarah Musik Punk





Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup Aspek sosial dan politik.

Punk

Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.

Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak Citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.

Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, Anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.

Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.

Gaya hidup dan Ideologi

Psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).

Dengan definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas).

Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.

Akibatnya punk dicap sebagai musik rock nroll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.


Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata "ideas" dan "logos" yang berarti buah pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi maka punk kalisari pada saat ini mulai mengembangkan proyek "jor-joran" yaitu manfaatkan media sebelum media memanfaatkan kita. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.

Punk dan Anarkisme

Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar pemuja rock n roll. Ideologi Anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.

Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media massa untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan Asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.

Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.

Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun Perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).

Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk

situs :http://faktabukanopini.blogspot.com/2011/09/sejarah-musik-punk.html

FUNGSI DAN PERANAN BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Republik Indonesia, sebagaimana yang telah disahkan pada sumpah pemuda 1928. Selain itu bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi waga Negara Indonesia. Dalam peranannya bahasa Indonesia dalam penulisan atau dalam konteks ilmiah sangatlah penting. Dikarenakan dalam penulisan ilmiah membutuhkan penggunaan tata bahasa Indonesia yang baik. Penggunaan tata bahasa Indonesia dalam konteks ilmiah ialah penggunaan tata bahasa yang telah mengikuti aturan EYD yang benar. Dimana dalam segi penggunaan tata bahasa, segi pemilihan kata, dan segi penggunaan tanda baca.
Sering kali pada konteks ilmiah bahasa diartikan sebagai buah pikir penulis, sebagai hasil dari pengamatan, tinjauan, penelitian yang dilakukan oleh si penulis tersebut pada ilmu pengetahuan tertentu. Dalam konteks karya ilmiah isi dari karya ilmiah harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik dalam penulisan dan tata bahasanya.
Dalam penulisan karya ilmiah yang harus diperhatikan ialah dalam pemilihan kata, penggunaan tanda baca, dan harus mengikuti EYD. Adapun manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
1. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif.
2. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber.
3. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan.
4. Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis.
5. Memperoleh kepuasan intelektual.
6. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.
Jadi dapat disimpulkan peranan dan fungsi bahasa Indonesia dalam konteks ilmiah sangatlah penting. Karena hasil baik dari penulisan ilmiah tidak lepas dari segi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Peranan Bahasa Indonesia dalam Konsep Ilmiah
1. Pendahuluan
Bahasa merupakan kunci untuk membuka wawasan dan pengetahuan. Hanya dengan bahasalah kita dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Walaupun bahasa Indonesia sudah berperan sebagai alat persatuan tetapi belum dapat berperan sebagai pengantar ilmu pengetahuan. Hal tersebut mengharuskan kita menerjemahkan semua buku ilmu pengetahuan di dunia ini ke dalam bahasa Indonesia. Dengan adanya informasi ilmiah dalam bahasa Indonesia tersebut, pasti akan ada kemajuan di bidang ilmu pengetahuan yang berarti meningkatkan mutu bahasa indonesia sebagai bahasa ilmiah. Bahasa dipakai sebagai alat mengungkap gagasan dan pikiran. Dengan begitu bahasa adalah alat komunikasi sekaligus alat untuk memahami isi dari komunikasi itu sendiri. Komunikasi antar-orang, termasuk komunikasi ilmuwan terhadap fenomena alam dan fenomena kebudayaan.
Manusia menggunakan bahasa sesuai dengan yang dia ketahui dan yang dirasakan guna menyampaikan gagasan atau menerima gagasan, pemberitahuan, keluh-kesah, pernyataan menghormat, bersahabat, atau pernyataan permusuhan dari orang lain. Siapa dia berkomunikasi dengan siapa, tentang hal apa, di mana, untuk tujuan apa dengan cara bagaimana. Dengan demikian, cara orang mengekspresikan gagasan terkait dengan masalah-masalah di luarnya seperti kesadaran atas status sosial dan tradisi yang berlaku dan diberlakukan. Lewat bahasa yang diketahui, gagasan dan pikiran diformulasi menjadi serangkaian konsep kebahasaan. Konsep bisa berupa kata atau istilah (construct). Kursi misalnya, adalah kata yang artinya “tempat duduk”. Karena berarti demikian maka kursi difungsikan untuk diduduki, tidak dipanggul. Kalau dipanggul, pasti ada penjelasan lain, misalnya dilakukan oleh sejumlah kuli-kasar untuk dibawa masuk ke rumah, ke mobil cup terbuka. Karena kursi berfungsi sebagai tempat duduk, maka muncul makna baru dari kata kursi itu, misalnya kedudukan. Misalnya adanya ungkapan: “Para anggota DPR (mohon maaf untuk tidak dibaca wakil-wakil rakyat) bersitegang untuk memperebutkan kursi ketua komisi. Kata “kursi” di sini merupakan kata lain dari “kedudukan sebagai”. Sedang bersitegang adalah suasana yang muncul dengan tanda-tanda tertentu, misalnya saat berbicara tangannya digebrakkan ke meja, atau berbicara sambil merebut mik ketua sidang dsb.
Bahasa Indonesia dikenal sebagi bahasa aglutinatif. Artinya, kosakata dalam bahasa Indonesia dapat ditempeli dengan bentuk lain, yaitu imbuhan. Imbuhan mengubah bentuk dan makna bentuk dasar yang dilekati imbuhan itu .Karena sifat itulah, imbuhan memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan kata bahasa Indonesia. Dengan demikian, sudah selayaknyalah, sebagai pemakainya kita memiliki pengetahuan mengenai ini.Kemampuan berbahasa yang baik dan benar merupakan persyaratan mutlak untuk melakukan kegiatan ilmiah karena bahas merupakan sarana komunikasi ilmiah pokok. Tanpa penguasaan tata bahasa dan kosakata yang baik akan sulit bagi seorang ilmuan untuk mengkomunikasikan gagasannya kepada pihak lain. Dengan bahasa selaku alat komunikasi, kita bukan saja menyampaikan informasi tetapi juga argumentasi, dimana kejelasan kosakata dan logika tata bahasa merupakan persyaratan utama.
1. Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah atau akademik menuntut kecermatan dalam penalaran dan bahasa. Dalam hal bahasa, karya tulis semacam itu (termasuk laporan penelitian) harus memenuhi ragam bahasa standar (formal) atau bukan bahasa informal atau pergaulan.Ragam bahasa karya tulis ilmiah atau akademik hendaknya mengikuti ragam bahsa yang penuturnya adalah terpelajar dalam bidang ilmu tertentu. Ragam bahasa ini mengikuti kaidah bahasa baku untuk menghindari ketaksaan atau ambigiutas makna karena karya tulis ilmiah tidak terikat oleh waktu. Dengan demikian, ragam bahasa karya ilmiah sedapat-dapatnya tidak mengandung bahasa yang sifatnya kontekstual seperti ragam bahasa jurnalistik. Tujuannya agar karya tersebut dapt tetap dipahami oleh pembaca yang tidak berada dalam situasi atau konteks saat karya tersebut diterbitkan. Masalah ilmiah biasanya menyangkut hal yang sifatnya abstrak atau konseptual yang sulit dicari alat peraga atau analoginya dengan keadaan nyata. Untuk mengungkapkan hal semacam itu, diperlukan struktur bahasa keilmuan adalah kemampuannya untuk membedakan gagasan atau pengertian yang memang berbeda dan strukturnya yang baku dan cermat. Dengan karakteristik ini, suatu gagasan dapat terungkap dengan cermat tanpa kesalahan makna bagi penerimanya.
Penulisan ilmiah merupakan sebuah karangan yang bersifat fakta atau real yang ditulis dengan menggunakan penulisan yang baik dan benar serta ditulis menurut metode yang ada.

Terdapat beberapa jenis penulisan ilmiah yang dapat di kategorikan sebagai berikut :
Ø Makalah
Karya tulis yang menyediakan permasalahan dan pembahasan sesuai dengan data yang telah di dapatkan di lapangan dengan objektif.
Ø Kertas Kerja
Pada umumnya kertas kerja hamper sama dengan makalah akan tetapi kertas kerja digunakan untuk penulisan local karya atau seminar serta lebih mendalam dari makalah.
Ø Laporan Praktik Kerja
Karya ilmiah yang memaparkan fakta yang di temui di tempat bekerja yang digunakan untuk penulisan terakhir jenjang diploma III (DIII).
Ø Skripsi
Merupakan karya ilmiah yang mengemukakan pendapat orang lain dan data yang telah di dapat di lapangan yang digunakan untuk mendapat gelar S1 :
1. Langsung (observasi lapangan)
2. Skripsi
3. Tidak langsung (studi kepustakaan)
Ø Tesis
Karya ilmiah yang bertujuan untuk melakukan pengetahuan baru dengan melakukan peneluitian penelitian terhadap hasil hipotesis yang ada.

Ø Disertasi
Karya tulis untuk mengungkap dalil baru yang dapat dibuktikan berdasarkan fakta yang realistis dan data yang relefan serta objektif.
Dalam menulis karya ilmiah sebaiknya menggukan kata-kata atau kalimat yang sesuai dengan kaidah dan bahasa yang penuturannya terpelajar dengan bidang tertentu, ini berguna untuk menghindari ketaksaan atau ambigu makna karna karya ilmiah tidak terikat oleh waktu. Dengan demikian, ragam bahasa penulisan karya ilmiah tidak mengandung bahasa yang sifatnya konstektual,
Oleh karena itu, pengajar perlu memperhatikan kaidah yang berkaitan dengan pembentukan istilah, Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI) yang dikeluarkan oleh pusat pembinaan bahasa Indonesia merupakan sumber yang baik sebagai pedoman dalam memperhatikan hal-hal tersebut. Dan juga tanda baca yang tepat untuk di setiap kalimat yang dimuat dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ada yang menyebutkan beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam karya tulis ilmiah berupa penelitian yaitu :
1. Bermakna isinya
2. Jelas uraiannya
3. Berkesatuan yang bulat
4. Singkat dan padat
5. Memenuhi kaidah kebahasaan
6. Memenuhi kaidah penulisan dan format karya ilmiah
7. Komunikasi secara ilmiah


sumber :\http://tiasek4.blogspot.com/2010/04/fungsi-dan-peran-bahasa-indonesia-dalam.html

RAGAM BAHASA

RAGAM BAHASA INDONESIA
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan.
MACAM-MACAM RAGAM BAHASA
1.Ragam baku adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai ragam yang baik. Ragam ini biasa dipakai dalam kalangan terdidik, karya ilmiah, suasana resmi, atau surat resmi.
2.Ragam cakapan (ragam akrab) adalah ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah statusnya atau apabila topik pembicara bersifat tidak resmi.
3.Ragam hormat adalah ragam bahasa yang dipakai apabila lawan bicara orang yang dihormati, misalnya orang tua dan atasan.
4.Ragam kasar adalah ragam bahasa yang digunakan dalam pemakaian tidak resmi di kalangan orang yang saling mengenal.
5.Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.
6.Ragam resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam suasana resmi.
7.Ragam tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual.


Sifat ragam bahasa ilmu
1.Baku
2.Konotatif
3.Berkomunikasi dengan pikiran bukan perasaan
4.Kohesif
5.Koheren
6.Mengutamakan kalimat pasif
7.Konsisten
8.Logis
9.Efektif
10.Kuantitatif



1.Baku

Ragam bahasa ilmu harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku,yaitu dalam ragam tulis menggunakan ejaan yang baku, yakni EYD, dan dalam ragam lisan menggunakan ucapan yang baku,menggunakan kata-kata,strukturfrasa,dan kalimat yang baku atau sudah dibakukan.


Contoh:
dikarenakan kekurangan dana,tenaga ahli,dan lain sebagainya.
maka proyek pembangunan sarana telekomunikasi diindonesia bagian timur kita terpaksa serahkan kepada pengusaha asing. (tidak baku)
 
Perbaikan:
Karena kekurangan modal, tenaga, dan lain-lain, maka proyek pemban gunansarana telekomunikasi diIndonesia timur terpaksa kita serahkan kepada pengusaha asing. (baku)




2.Denotatif

Kata-kata dan istilah yang digunakan haruslah bermakna lugas, bukan konotatif dan tidak bermakna ganda.

Contoh:
Sampai saat ini masyarakat desa Bojong soang belum memperoleh penerangan yang memadai. (tidak lugas)
Maksud kalimat diatas tidak jelas karena kata penerangan mengandung makna ganda, yaitu informasi atau listrik.


3.Berkomunikasi dengan pikiran dari pada perasaan
Ragam bahasa ilmu lebih bersifat tenang,jelas,tidak berlebih-lebihan atau hemat,dan tidak emosional.


Contoh:
Sebaiknya letak kampus tidak dekat dengan pasar,stasiun,terminal,atau tempat-tempat ramai lain-lainnya,sebab jika dekat dengan tempat-tempat ramai seperti itu kegiatan belajar akan mengalami gangguan. (tidak efisien)


Perbaikan:
sebaiknya letak kampus tidak berdekatan dengan tempat-tempat yang ramai supaya kegiatan belajar tidak terganggu. (efisien)



4.Kohesif

Agar tercipta hubungan gramatik antara unsur-unsur,baik dalam kalimat maupun dalam alinea,dan juga hubungan antara alinea yang satu dengan alinea yang lainnya bersifat padu maka digunakan alat-alat penghubung,seperti kata-kata penunjuk,dan kata-kata penghubung.



5.Koheren

Semua unsur pembentuk kalimat atau alinea mendukung satu makna atau ide pokok.



6.Mengutamakan Kalimat Pasif

Contoh:
penulis melakukan penelitian ini dilaboratorium.

Perbaikan:
Penelitian ini dilakukan di laboratorium.



7.Konsisten
Konsisten dalam segala hal,misalnya dalam penggunaan istilah,singkatan,tanda-tanda,dan juga penggunaan kata ganti diri.


8.Logis

Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat di terima akal.


Contoh:
Alat itu basah kena bensin,tetapi sebentar lagi juga akan menguap. (tidak logis)

Perbaikan:
Alat itu basah kena bensin,tetapi sebentar lagi bensin itu akan menguap. (logis)


9.Efektif

Ide yang di ungkapkan sesuai dengan ide yang dimaksudkan baik oleh penuturan atau oleh penulis,maupun oleh penyimak atau pembaca.



10.Kuantitatif
Keterangan yang di kemukakan pada kalimat dapat di ukur secara pasti.

Contoh:
Untuk menanam pohon itu,diperlukan lubang yang cukup dalam.

Perbaikan:
Untuk menanam pohon itu,diperlukan lubang dengan ke dalaman satu meter.










Kesalahan Umum Berbahasa Indonesia


Dalam pemakaian bahasa Indonesia,termasuk bahasa Indonesia ragam ilmiah,sering dijumpai penyimpangan dari kaidah yang berlaku sehingga mempengaruhi kejelasan pesan yang  disampaikan.Penyimpangan/kesalahan umum dalam berbahasa Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai berikut.



1.Hiperkorek Hiperkorek adalah kesalahan berbahasa karena "membetulkan" bentuk yang sudah benar sehingga menjadi salah.

Contoh:
utang (betul) menjadi hutang(hiperkorek)
insaf (betul) menjadi insyaf(hiperkorek)
pihak (betul) menjadi fihak(hiperkorek)
jadwal (betul) menjadi jadual(hiperkorek)
asas (betul) menjadiazas(hiperkorek)



2.Pleonasme
Pleonasme adalah kesalahan berbahasa karena kelebihan dalam pemakaian kata yang sebenarnya tidak di perlukan.

Pleonasme ada tiga macam yaitu:

a.Penggunaan dua kata yang bersinonim dalam satu kelompok kata
zaman dahulu (benar)
dahulu kala (benar)
zaman dahulu kala (pleonasme)

b.Bentuk jamak dinyatakan dua kali
ibu-ibu (benar)
paraibu (benar)
paraibu-ibu (pleonasme)
tolong-menolong (benar)
salingmenolong (benar)
salingtolong-menolong (pleonasme)

c.Penggunaan kata tugas (keterangan) yang tidak diperlukan karena pernyataannya sudah cukup jelas.

Contoh:
Maju ke depan.
Kambuh kembali.


3.Kontaminasi
 Istilah kontaminasi dipungut daribahasa Inggris contamination (pencemaran). Dalam ilmu bahasa,kata itu diterjemahkan dengan‘kerancuan’. Rancu artinya‘kacau’dan kerancuan artinya ‘kekacauan’.
Yang dimaksud kacau ialah susunan unsur bahasa yang tidak tepat,seperti morfem dan kata.
Morfem-morfem yang salah disusun menimbulkan kata yang salah bentuk.
Kata yang salah disusun menimbulkan frase yang kacau atau kalimat yang kacau.
Kontaminasi terjadi karena salah nalar, penggabungan dua halyang berbeda sehingga menjadi suatu hal yang tumpang tindih.
Contoh kontaminasi imbuhan:
(meng+kesamping+kan) → mengesampingkan (benar)
(men+samping+kan) → menyampingkan (benar)
                                                ↓
                                        mengenyampingkan
                                        (kontaminasi)

Contoh kontaminas ifrase:
Kadang-kadang (benar)
Adakala(nya) (benar)
Kadangkala (kontaminasi)
Berulang-ulang (benar)
Berkali-kali (benar)
Berulangkali (kontaminasi)

Contoh kontaminas ikalimat:
Rapat itu dihadiri oleh para pejaba tsetempat.(benar)
Dalam rapat itu, hadir para pejabat setempat.(benar)
Dalam rapat itu  dihadiri oleh para pejabat setempat. (kontaminasi)
Anak-anak dilarang merokok. (benar)
Anak-anak tidak bolehmerokok. (benar)
Anak-anak dilarang tidak boleh merokok. (kontaminasi)

4.Perombakan Bentuk Pasif
Perombakan bentuk pasif ada tiga:
a.Pemakaian awalan di- untuk bentuk pasif yang seharusnya tidak berawalan di-

Contoh:

Buku itu dibaca oleh saya. (tidak baku)
Buku itu saya baca.(baku)
Buku itu dibaca oleh kamu. (tidak baku)
Buku itu kamu baca.(baku)

b.Penghilangan awalan di- untuk bentuk pasif yang seharusnya menggunakan awalan di-

Contoh:

Buku itu dibaca oleh mereka. (baku)
Buku itu mereka baca. (tidakbaku)
Buku itu dibaca oleh Amin. (baku)
Buku itu Amin baca. (tidakbaku)

c.Penyisipan kata diantara dua kata dari sebuah frase terikat

Contoh:

Buku itu saya akan baca. (tidakbaku)
Buku itu akan saya baca. (baku)
Masalah itu kami sudah bahas kemarin. (tidakbaku)
Masalah itu sudah kami bahas kemarin. (baku)


5.Kesalahan berbahasa yang berhubungan dengan pemakaian/penghilangan kata tugas
Kesalahan pemakaian kata tugas dalam berbahasa Indonesia ada tiga macam:

a.Ketidak tepatan kata tugas yang digunakan

Contoh:Hasil dari pada penelitian itu sangat memuaskan. (tidak tepat)
Hasil penelitian itu sangat memuaskan. (baku)


b.Pemakaian kata tugas yang tidak diperlukan

Contoh:
Kepada mahasiswa yang terlambat tidak diizinkan mengikuti kuliah. (tidak baku)
Mahasiswa yang terlambat tidak diizinkan mengikuti kuliah. (baku)


c.Penghilangan kata tugas yang diperlukan

Contoh:
Dia bekerja sesuai peraturan yang berlaku. (tidak baku)
Dia bekerja sesua idengan peraturan yang berlaku. (baku)


6.Pengaruh bahasa daerah
Pengaruh bahasa daerah yang menimbulkan kesalahan dalam berbahasa Indonesia ada dua macam.

a.Pengaruh dalam pembentukan kata, yaitu pemakaian awalan ke- (yang seharusnya awalan ter-) dan penghilangan imbuhan.

Contoh:
pemakaian awalan ke-:
ketabrak, kepukul (tidak baku)
tertabrak, terpukul (baku)

Contoh penghilangan imbuhan:
Hasil penelitiannya beda dengan hasil penelitian saya. (tidak baku)
Hasil penelitiannya berbeda dengan hasil penelitian saya. (baku)
Pegawai itu di pindahkan keluar kota. (tidak baku)
Pegawai itu dipindahkan keluar kota. (baku)


b.Pengaruh dalam susunan kalimat, penggunaan akhiran–nya

Contoh:
Rumahnya Pak Ahmad sangat besar. (tidak baku)
Rumah Pak Ahmad sangat besar.(baku)




7.Pengaruh bahasa asing
Pengaruh bahasa asing yang menimbulkan kesalahan dalam berbahasa Indonesia ialah pemakaian kata tugas (kata ganti penghubung) seperti: yang mana, dimana, kepada siapa.

Contoh:
Baju yang mana baru saya beli, telah sobek. (tidak baku)
Baju yang baru saya beli, telah sobek. (baku)
Bandung dimana saya  dilahirkan sekarang sangat panas. (tidak baku)
Bandung tempat saya dilahirkan sekarang sangat panas. (baku)
Orang kepada siapa ia berlindung, kemarin meninggal dunia.(tidak baku)
Orang tempat ia berlindung, kemarin meninggal dunia. (baku)



situs :http://ibuku.zxq.net/Bab%201%20Sifat%20Ragam%20Bahasa%20Ilmu.pdf

Minggu, 25 September 2011

kenapa semua manusia menyukai musik?


Musik merupakan bahasa yang universal. Tak heran bila musik menjadi salah satu bagian terbesar dari warisan peradaban manusia sepanjang sejarah.
Sebab, dengan mendengar musik banyak orang yang merasa terhibur dan merasa tenteram. Apa penyebabnya?
Menurut sebuah penelitian, alasan manusia menyukai musik sama dengan alasan manusia menyukai seks, narkoba, berjudi, atau makanan yang enak. Dengan mendengarkan nada-nada dalam musik, ternyata otak manusia akan melepas zat kimia bernama dopamine.
Dopamine adalah sebuah zat kimia yang terkait erat dengan motivasi dan kecanduan. Dopamine membuat binatang ingin mencari makanan sebelum mereka lapar. 
Dari hasil riset yang dilakukan oleh ilmuwan dari  McGill University di Montreal Kanada, ternyata musik-musik 'Four Season' karangan Vivaldi atau 'You Enjoy Myself' ciptaan Phish bisa membuat dopamine mengalir deras.
"Ini pada dasarnya menjelaskan mengapa musik sudah ada sejak lama. Kesenangan intens yang kita dapatkan dari musik secara biologis memacu otak dan kini hal itu terbukti," kata Valorie Salimpoor, neuroscientist dari McGill.
Penelitian ini sendiri melibatkan delapan pecinta musik yang dicekok dengan musik-musik kegemaran mereka dari berbagai genre, mulai dari klasik, jazz, rock, dan pop. Setelah 15 menit didengarkan musik, obyek penelitian diinjeksi dengan unsur radioaktif yang akan mengikat reseptor-reseptor dopamine. 
Kemudian, dengan sebuah alat bernama pemindai PET, ilmuwan bisa melihat apakah unsur itu mengalir dalam darah atau tidak. Bila mengalir, maka ilmuwan akan menyimpulkan bahwa memang terjadi pelepasan dopamine dalam otak. "Ini merupakan riset pertama yang menunjukkan dopamine dilepaskan untuk merespon rangsangan estetik," kata Salimpoor.
Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seperti halnya seks dan narkoba, musik ternyata juga menyebabkan candu.
"Musik akan menjadi alat yang berguna untuk menjelaskan segala macam aspek kesenangan, kecanduan dan perilaku maladaptif (adaptasi yang salah)," kata David Huron, periset kognisi musik dari Ohio State Uiversity. 

(sumber: VIVAnews)